Senin, 29 April 2013

Tokoh: PERANAN MAHATMA GANDHI UNTUK KEMERDEKAAN INDIA 1969-1948



Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di Negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil.
Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.

2.1  Kedatangan Inggris dan Nasionalisme India
Awal mula aktivitas Inggris di india adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada tahun 1600 oleh para padagang London. Badan niaga ini oleh pemerintah kerajaan Inggris diberi hak monopoli perdagangan di wilayah antara Inggris dengan dunia Timur (India, Indonesia, dan China) (Suwarno, 2012:106).
Nasionalisme di India sendiri muncul awalnya bersifat gerakan sosial dan pendidikan. Gerakan politik baru ada setelah berdiri Indian National Congress (Partai Kongres India) yang anggotanya terdiri atas golongan intelektual hindu dan muslim (merupakan ide kebangsaan rakyat India). Gerakan perlawanan India dilakukan dengan cara yang halus, seperti yang dilakukan Gandhi.
Gerakan perjuangan Gandhi adalah perlawanan tanpa kekerasan (satyagraha) yaitu ahimsa (gerakan yang melarang pembunuhan), satyagraha (untuk tidak bekerjasama dengan penjajah), hartal (pemogokan, tidak berbuat apa-apa termasuk datang ke tempat kerja), dan swadesi (menggunakan produksi sendiri). Gerakan perjuangan kemerdekaan ini dipimpin Gandhi sejak tahun 1915 sampai tahun 1947. Kemerdekaan yang diperoleh India pada 1947 bukanlah kemenangan militer tapi kemenangan atas nama kemanusiaan.

2.2  Masa Anak-anak Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi adalah nama yang diberikan ketika seorang bayi laki-laki dilahirkan di Porbander, sebuah kota di pesisir pantai yang sekarang dikenal dengan nama Gujarat, India Barat pada tanggal 2 oktober 1869 (Parekh, 2010:1). Ayahnya bernama Karamchand Gandhi berasal dari komunitas Hindu Modh adalah seorang diwan atau perdana menteri dari kerajaan Porbander. Ibunya bernama Putlibai, berasal dari komunitas Hindu Pranami Vaishnava dan merupakan istri keempat dari Karamchand Gandhi. Sedangkan 3 istri terdahulunya meninggal ketika melahirkan bayi (Adams. 2010:8).
Tumbuh dengan ibu yang beriman dan tradisi agama yang kuat, Mahatma Gandhi muda telah menyerap nilai-nilai kehidupan yang kelak menjadi dasar hidupnya, diantaranya rasa belas kasihan terhadap makhluk hidup, vegetarian, puasa untuk pemurnian diri, dan toleransi antar umat beragama.
Di bulan Mei 1883, Mahatma Gandhi (13 tahun) menikah dengan Kasturbai Makhanji (14 tahun) dalam pernikahan yang diatur oleh orang tuanya. Pernikahan bagi orang Hindu bukan hal yang sederhana. Orang tua mempelai pria dan wanita sendiri yang acap kali menrusaknya. Menyia-nyiakan keberadaan mereka, menyia-nyiakan waktu mereka. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan persiapan membuat baju dan hiasan-hiasannya serta mempersiapkan anggaran untuk makan malam (Gandhi, 2009:11). Berdasarkan kepercayaan pengantin wanita lebih banyak tinggal di rumah orang tua mempelai wanita dan jauh dari suaminya, Mahatma Gandhi. Pada tahun 1885, Mereka dikaruniai seorang anak namun hanya bertahan beberapa hari. Pada tahun itu juga ayah dari Mahatma Gandhi meninggal dunia. Ketika kehidupan mereka terjalin lebih erat daripada periode-periode lain selama masa pertemanan mereka (Kakar, 2004:15).

2.3  Masa Dewasa Mahatma Gandhi
Mahatma dan Kasturba memiliki 4 anak lagi yaitu Harilal, lahir tahun 1888; Manilal, lahir tahun 1892; Ramdas, lahir tahun 1897; dan Devdas, lahir tahun 1900. Walaupun sudah menikah, Mahatma Gandhi tetap mendapatkan pendidikan SMP dan SMA. Bahkan Beliau melanjutkan kuliah di Universitas Samaldas, Bhavnagar, Gujarat, walaupun dengan beberapa kesulitan. Selama kuliah, Beliau tidak merasa senang karena keluarganya menginginkan Beliau menjadi seorang pengacara.
Tanggal 4 September 1888, saat itu Gandhi hampir berumur 19 tahun, Gandhi pergi ke London untuk belajar hukum di universitas London dan berlatih untuk menjadi seorang pengacara. Ketika di inggris, Mahatma Gandhi tetap mematuhi janjinya kepada ibunya untuk mempertahankan pantangan Hindu untuk tidak makan daging, alkohol dan persetubuhan yang tidak sah.
Walaupun demikian Mahatma Gandhi tetap belajar kebiasaan di Inggris seperti dansa. Namun tetap saja perutnya tidak bisa memakan daging domba yang disediakan oleh pemilik rumah. Kemudian Beliau ditunjukkan pada beberapa restauran vegetarian di London. Ia bahkan kemudian menemukan komunitas vegetarian dan hal ini memberikan pengalaman berorganisasinya.
Kebanyakan vegetarian yang ia jumpai adalah anggota dari Theosophical Society yang mempelajari literatur Buddha dan Hindu. Mereka menyarankan Gandhi untuk membaca Bhagavad Gita. Namun Gandhi tidak berhenti sampai disana, Beliau membaca tulisan-tulisan tentang Buddha, Hindu, Kristen, Islam dan Kepercayaan lainnya.
Kemudian Mahatma Gandhi balik ke India untuk bekerja. namun ia belum mendapatkan sukses dalam pekerjaan hukum di Bombay. Kemudian setelah menjadi pengajar paruh waktu SMA, beliau kembali ke Rajkot untuk menulis naskah petisi hidup sederhana untuk penggugat. Namun usaha ini ditutup paksa oleh pemerintah inggris karena diangap menentang. Dalam biografinya, Mahatma Gandhi menyebut insiden ini sebagai kegagalan melobi. Kemudian di tahun 1893, beliau menerima kontrak jangka panjang dengan perusahaan India untuk dipindahkan ke Natal, Afrika Selatan. Apa yang membuat karir Gandhi sehingga layak dicatat adalah bahwa ia adalah untuk sejarawan jalan ke kompleksitas kehidupan masyarakat India (Brown, 1974:33).

2.4  Pergerakan Sipil di Afrika Selatan (1893–1914)
Di afrika selatan, Mahatma Gandhi merasakan diskrimasinasi bagi warga negara India. Beliau pernah dikeluarkan dari kereta karena melawan ketika dipindahkan dari kelas 1 ke kelas 3 walaupun Beliau memiliki tiket resmi kelas 1. Dan banyak lagi kejadian yang Beliau rasakan sangat mendiskriminasi orang-orang India. Baginya, demokrasi yang ideal melindungi mencerminkan pluralitas, terutama menanggapi mereka yang telah dikeluarkan di masa lalu (Terchek, 1998:42).
Mahatma Gandhi adalah pendiri dari kongres warga india di Natal dan menuntut beberapa hal kepada pemerintah. Walaupun tidak berhasil tetapi gerakan ini mendapat perhatian di Afrika Selatan. Tahun 1906, di Johannesburg Beliau menerapkan pertama kali konsep kepercayaan satyagraha yaitu protes tanpa kekerasan. Walaupun dengan cara ini Beliau bersama ribuan warga India lainnya masuk penjara. Beberapa orang yang berhubungan dengan gerakan ini ditembak atau dibakar identitasnya.
Keliatannya pemerintah Afrika Selatan berhasil menekan pengunjuk rasa. Namun publik ternyata tergerak hatinya untuk meminta pemerintah Afrika Selatan untuk berunding dengan Mahatma Gandhi. Ide perjuangan Gandhi ini telah terbentuk dan konsep satyagraha awal sudah muncul dalam pergerakan ini.

2.5  Perjuangan Gandhi Untuk Kemerdekaan India
Pada 18 Juli 1914, setelah bernegosiasi bagi sebuah penyelesaian baru dengan pemerintah, demi kebaikan bersama Gandhi meninggalkan Afrika Selatan. Dia berlayar ke Inggris, dan akhirnya kembali secara permanen ke India pada 9 Januari 1915, dan disambut layaknya seorang pahlawan. Di bawah tuntunan G.K. Gokhale, seorang politisi kawakan, Gandhi menghabiskan tahun pertamanya dengan kembali menemukan tanah airnya sendiri melalang-buana di negeri itu, mempelajari masalah-masalahnya dan mendengar kaum miskin. Dia sering sesuai dan masuk akal yang ia bisa dengan politisi India Dadabhai Naoroji dan G.K. Gokhale (Tidrick, 2006:57). Dia kembali lagi mengenal kebutuhan dan potensi India dan mempelajari bagaimana dia bisa menerapkan pelajaran-pelajaran satyagraha yang dipelajari di Afrika Selatan bagi perjuangan India dalam memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Inggris.
Gandhi mendirikan ashram lagi, di sungai Sabarmati dekat Ahmedabad, di mana dia tinggal selama enam belas tahun berikutnya. Lebih dari 250 orang pada akhirnya bergabung dengan komunitasnya,  yang mempraktekkan 14 kaul, termasuk kebenaran, non-kekerasan, selibasi, kemiskinan, ketidaktakutan, kerja fisik, toleransi terhadap semua agama, dan membuat baju sendiri. Mereka berdoa bersama, makan bersama, mengolah tanah, menerbitkan surat kabar, dan menyiapkan diri mereka untuk menderita dan mati dalam perjuangan tanpa-kekerasan bagi kemerdekaan. Di tahun 1917, seorang petani nekat dari sisi lain negeri itu memohon Gandhi untuk mengunjungi wilayah pelosok yang sangat miskin (Champaran) dan membantu petani-petani yang kelaparan dalam perjuangan mereka melawan tuan-tuan tanah Inggris yang kejam. Gandhi setuju, melakukan perjalanan yang panjang dengan kereta api, dan diam-diam mengumpulkan informasi tentang ketidakadilan-ketidakadilan spresifik terhadap para petani. Dia berharap untuk tinggal satu bulan, tetapi tinggal hampir dua tahun. Suatu hari, ketika dia sedang menunggang seekor gajah, Inggris menahannya. Dalam satu malam, berita itu menyebar keseluruh wilayah itu bahwa seorang suci telah ditahan ketika sedang memperjuangkan hak-hak mereka. Ribuan petani berkumpul di luar gedung pengadilan untuk mendukung Gadhi. Dia segera dibebaskan, diizinkan untuk menyelesaikan tugasnya tentang pelanggaran-pelanggaran terhadap para buruh tani, dan pada akhirnya, pemerintah India meloloskan sebuah hukum reformasi agraria yang baru untuk melindungi buruh tani yang tertindas. Gandhi menjadi harapan rakyat India.
Pada 18 Maret 1919, Inggris mengumumkan bahwa tindakan-tindakan represif yang diberlakukan selama Perang Dunia I melawan gerakan kemerdekaan India, yang telah membatasi hak-hak sipil, akan dilanjutkan, walaupun perang telah usai. The Rowlatt Acts menghentikan kebebasan berbicara, pers dan berserikat, dalam suatu usaha untuk menumpas ketidakpuasan yang terus meningkat. Gandhi mengumumkan hari berikutnya bahwa ia telah bermimpi di mana seluruh bangsa India melakukan pemogokan melawan pemerintah Inggris, dan dia mengundang seluruh bangsa India untuk mewujudkan impiannya itu. Pada 6 April, sebagai jawaban bagi seruan Gandhi bagi sebuah hartal umum, yakni sebuah hari doa dan puasa nasional, kurang lebih setiap orang tinggal di rumah untuk berdoa dan berpuasa dan India tutup selama satu hari. Jutaan orang berpawai di jalan mengejutkan dan menakjubkan Inggris dan Gandhi. Tiba-tiba, India bangun. Pemerintah Inggris merespon dengan melakukan apa yang kerajaan kehendaki- yakni menumpas gerakan itu, menahan pemimpin-pemimpinnya, membunuh pendemo- pendemo. Minggu berikutnya, serdadu Inggris membantai 379 pendemo damai dan melukai 1.200 lainnya di kota Amritsar.
Dalam bulan-bulan berikutnya, Gandhi berdoa sepenuhnya dan memutuskan hubungannya sama sekali dengan kerajaan Inggris serta membaktikan seluruh sisa hidupnya demi tercapainya kemerdekaan India melalui cara-cara damai tanpa-kekerasan. Dia menyerukan secara massal “non-kooperasi tanpa-kekerasan terhadap Inggris, sampai mereka secara damai menyadari bahwa mereka adalah tuan-tuan di rumah orang lain dan pergi.” Di tahun 1920, Gandhi mendekati the Indian National Congress untuk mengadopsi strategi satyagraha demi mencapai kemerdekaan, dan gerakan itu mulai secara resmi. Dari tahun 1920 sampai 1921, Gandhi menyerukan pembangkangan sipil secara luas melawan pemerintah Inggris, tetapi setelah sekelompok demonstran secara brutal membunuh 21 opsir polisi di Chauri Chauri, Gandhi menangguhkan gerakan itu membuat marah pemimpin-pemimpin protes lainnya. Selama sisa hidupnya, Gandhi akan bergulat dengan gerakan itu, menyerukan penghentian setiap kampanye bila ada kekerasan sedikit saja. Pada akhirnya, dia menyesali bahwa orang India tidak pernah bersungguh-sungguh dengan non-kekerasan sebagaimana yang kehendakinya dari mereka.
Pada tahun 1922, lebih dari 50.000 orang India dipenjarakan karena pembangkangan sipil. Ketika Gandhi menghentikan kampanye itu, Inggris melepas semua tahanan politik, tetapi menahan Gandhi. Pada 18 Maret 1922 ia dibawa ke hadapan seorang hakim dengan tuntutan menghasut dan diundang untuk membuat sebuah pernyataan sebelum dia dihukum. “Non-kooperasi dengan kejahatan adalah tugas yang sama pentingnya dengan kooperasi dengan kebaikan,” kata Gandhi, dan karena pemerintahan Inggris atas India adalah sebuah kejahatan, ia nyatakan, dia bersalah karena non-kooperasi tanpa-kekerasan terhadap kejahatan tersebut. Kemudian ia menantang  hakim untuk memberinya hukuman yang setinggi mungkin atau mengundurkan diri dan bergabung dengan gerakan tersebut. Gandhi dihukum enam tahun di penjara, hukuman maksimum.
Selama dua tahun berikutnya di balik terali besi, Gandhi bermeditasi, membaca ratusan buku, menulis surat-surat yang tak terhitung banyaknya, dan bekerja dengan roda pemintalannya setiap hari. Dia juga menulis otobiografinya sendiri. Meskipun pemerintah Inggris mencoba untuk membungkam Gandhi, pemenjaraan terhadap dirinya hanya semakin menempatkan dirinya di hati semua orang India, yang sekarang memanggilnya, “Mahatma,” yang artinya “Jiwa Besar.” Gandhi meminta kepada semua orang yang berisiko ditahan untuk memeluk penderitaan dengan kasih, sebagai jalan menuju kemerdekaan politik dan spiritual. “Kita harus memperlebar pintu-pintu penjara,” tulisnya, “dan kita harus masuk ke dalamnya sebagai pengantin pria yang memasuki kamar pengantin, Kebebasan hendaknya dirayu hanya di dalam tembok-tembok penjara dan kadang-kadang di tiang gantung, tidak pernah di ruang dewan, pengadilan, atau ruang sekolah.” Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena kesehatannya yang buruk. Pada tahun-tahun berikutnya, ketika sedang meneruskan dukungannya bagi kemerdekaan, dia banyak memfokuskan waktunya pada mereformasi kehidupan rakyat India, untuk menyiapkan India bagi datangnya kemerdekaan. Prioritas utamanya adalah persatuan Hindu-Muslim. Pada satu saat, dia menjalani puasa 21 hari yang melelahkan bagi rekonsiliasi antar agama dan reformasi, yang menginspirasi jutaan orang India untuk menghilangkan prasangka buruk di masa lampau dan mengejar rekonsiliasi. Dia menyerukan penghapusan kasta paling rendah dari Hinduisme, kasta  tak-tersentuhkan, yang termiskin dari kaum miskin, yang ditakdirkan sejak lahir hingga mati hanya untuk membersihkan toilet-toilet. Dia menganjurkan penggunaan roda pemintal setiap hari untuk membuat pakaian seseorang, dan suatu boikot terhadap pakaian-pakaian Inggris. Dia berkampanye bagi pengembangan “program-program pembangunan,” yang akan memperbaiki kehidupan desa bagi masyarakat biasa dan miskin India. Dia mengelilingi negara itu, menyebarkan ajarannya tentang non-kekerasan dan menginsprasi jutaan orang India untuk mengubah hidup dan bangsa mereka. Kadang-kadang dia bertemu dengan viceroy (seseorang yang memerintah sebuah koloni) Inggris yang sedang menjabat dan akan mengumumkan bahwa waktunya telah tiba bagi Inggris untuk meninggalkan India. Ratusan ribu orang akan berbondong- bondong melihat dia di mana saja dia muncul. Jika banyak orang itu ribut dan tak terkendali, dia akan duduk diam selama berjam-jam, sampai setiap orang benar-benar tenang. Kemudian, dia akan pergi dengan tenang. Pada 2 Maret 1930, Gandhi menulis kepada viceroy dan mengumumkan bahwa kecuali jika Inggris mencabut pajak garam yang menyengsarakan jutaan rakyat India, dia akan memulai sebuah kampanye pembangkangan sipil.
Pada 12 Maret, Gandhi menggelar pawai 240 mil ke kota Dandi yang terletak di pinggir laut. Ribuan orang keluar untuk menyalami para pengikut pawai, mengejutkan bahkan Gandhi. Setiap hari tekanan dan kegembiraan memuncak. Pada 6 April, setelah meditasi pagi, Gandhi membungkuk dan memungut garam illegal. Negara itu bersorak-sorai gembira. Ratusan ribu orang mulai memungut, membuat, menjual dan mendistribusi garam, sehingga melanggar pajak garam Inggris dan menyatakan kemerdekaan mereka. Tindakan Gandhi yang sederhana itu berhasil. Tindakan itu membangkitkan raksasa yang sedang tidur dan hari-hari pemerintahan Inggris tinggal sedikit.
Dalam sebulan, Inggris menahan dan memenjarakan 60.000 pemrotes, termasuk semua pemimpin pergerakan. Gandhi sendiri ditahan pada 14 Mei dan dipenjarakan selama delapan bulan.Pada 20 Mei, dua ribu orang satyagrahis berjalan menuju tambang garam Dharsana dan mendekati pintu dalam kelompok-kelompok kecil untuk masuk dan menuntut hak garam mereka. Saat setiap kelompok pemrotes Gandhi mendekat, serdadu- serdadu Inggris dengan kejamnya memukuli mereka di kepala dengan tongkat-tongkat baja, mencederai ratusan dan membunuh beberapa orang dari mereka. Dunia menjadi marah atas laporan-laporan mengenai serangan keji oleh apa yang disebut kerajaan Inggris yang “beradab” terhadap para demonstran damai yang tidak bersenjata yang bahkan tidak menggunakan tangan untuk membela diri. Beribu-ribu orang lagi bergabung dengan protes itu. Inggris dengan cepat kehilangan kendali dan menjadi lebih represif. Dalam tahun itu, Inggris memenjarakan lebih dari 100.000 orang India karena protes damai. Jutaan orang di seluruh dunia mulai berseru agar Inggris meninggalkan India.
Di bulan Maret 1931, sebagai jawaban atas tekanan yang memuncak, Inggris melepas semua tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian buatan luar negeri, dan mencabut larangan atas garam buatan-rumah. Mereka kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk sebuah konferensi “Meja Bundar” guna membahas kemungkinan kemerdekaan bagi India. Gandhi pergi ke London, di sana dia tinggal selama empat bulan dengan Muriel Lester di Kingsley Hall di bagian East End yang miskin. Sekalipun tidak ada hasil politik langsung dari usaha-usahanya, Gandhi mampu membawa kasus kemerdekaan itu bagi jutaan masyarakat Inggris dan Eropa. Dia memenangkan hati mereka dengan kesederhanaan, kelemahlembutan dan kebenaran. Meskipun teman-teman seperjuangannya menyimpulkan bahwa konferensi itu adalah sebuah kegagalan, Gandhi merasa bahwa seseorang tidak boleh menolak bertemu dengan musuhnya. Satu minggu setelah dia kembali ke India, pada 4 Januari 1932, Inggris melarang partai Kongres dan memenjarakan semua pemimpin-pemimpinnya, termasuk Gandhi.
Gandhi terus berbicara mengenai penghapusan kasta tak tersentuhkan Hindu. Pada 20 September, dia memulai sebuah “puasa hingga mati” di sel penjaranya “bagi penghapusan kasta tak-tersentuhkan.” Dunia terkejut. Kawan-kawannya, terutama Nehru, berkata bahwa kasta tak-tersentuhkan telah ada selama ribuan tahun, dan puasa seperti itu sama saja dengan bunuh diri. Tetapi rakyat India menghormati Gandhi dan mempercayai kebijaksanaannya. Sebentar saja, pemimpin-pemimpin Hindu di seluruh negeri menerima kasta tak-tersentuhkan di kuil-kuil mereka untuk pertama kali dalam ribuan tahun. Hanya dalam beberapa hari, Hinduisme mengalami reformasi karena orang-orang beriman menghormati Mahatma mereka. Setelah lima hari, Gandhi mengakhiri puasanya. Dia akan melanjutkan pembelaannya bagi kaum tak-tersentuhkan selama sisa hidupnya, dan Hinduisme tidak akan pernah sama (seperti dulu lagi).
Gandhi dikeluarkan dari penjara bulan Mei 1933. Dia dan Kasturbai memutuskan untuk memindahkan rumah mereka ke wilayah termiskin di India, sebuah kampung kecil yang terpencil bernama Wardha, yang terletak langsung di tengah-tengah India. Kemudian ia memulai tur keliling negeri sepenuh waktu dan berkampanye bagi reformasi kehidupan desa India. Selama enam tahun berikutnya Gandhi mengelilingi negara itu, berbicara dengan jutaan orang, mengentas kemiskinan dan buta huruf, mendesak penggunaan roda pemintalan, mengumpulkan banyak uang guna mendukung kaum hina-dina, yang sekarang ia sebut “Harijans,” atau Anak-anak Tuhan.” Pada beberapa pawai, lebih dari dua ratus ribu orang muncul untuk melihat Gandhi menyalakan korek api dan membakar tumpukan-tumpukan besar pakaian buatan Inggris.
Selama bertahun-tahun, dia membangun apa yang disebut sebuah “kampung model,” atau “Sevagram” yang artinya “Kampung Pelayanan,” di Wardha, yang akan menjadi rumahnya selama sisa hidupnya. Dia memilih lokasi itu karena kemiskinannya yang ekstrim dan karena daerah ini didiami hampir seluruhnya oleh kaum hina-dina. Dia berharap ini akan menjadi sebuah tempat untuk menyepi. Yang terjadi adalah sebaliknya, kampung itu dengan cepat menjadi situs peziarahan, dan puluhan ribu orang mengunjungi kampung itu selama bertahun-tahun. Rumahnya adalah sebuah gubuk kecil yang terbuat dari lumpur dan bambu yang berisikan roda pemintal, sebuah tikar jerami, sebuah meja tulis yang rendah dan dua rak untuk beberapa buku. Dia bangun untuk berdoa pada pukul 04.00 setiap pagi, dan hanya makan buah, kacang dan sayur-sayuran. Sebagaimana sebelumnya, dia dan teman-temannya membuat pakaian mereka sendiri, menanam pangan sendiri, dan menjalankan sekolah mereka, menerbitkan surat kabar mereka sendiri, mengumpulkan dana bagi kaum termiskin, dan saling berbagi segala sesuatu bersama-sama. Pernah ketika dia mulai masa pemenjaraannya, dia diminta untuk menulis pekerjaannya dan menulis “petani dan penenun.” Meskipun seorang pengacara, politisi dan jurnalis, Gandhi melihat dirinya sebagai orang miskin yang sederhana, yang hidup menyepi dan miskin, berbakti pada teman-temannya dan perjuangan untuk keadilan dan perdamaian.
Sewaktu dunia terjerumus lagi dalam peperangan, Gandhi terus memperjuangkan non- kekerasan dan alternatif-alternatif damai terhadap perang. Ketika perang mulai di tahun 1939, Gandhi terduduk dan menangis. Sekalipun dia menentang kaum Nazi, dia juga menolak peperangan dan berbicara menentang perang di mana-mana, menyerukan perlawanan tanpa-kekerasan terhadap Hitler. Pendiriannya adalah salah satu dari beberapa suara di dunia yang menentang Perang Dunia II. Di tahun 1940, Gandhi meninggalkan Partai Kongres ketika mereka memutuskan untuk mendukung Inggris dalam perang. Dia bergabung kembali di tahun berikutnya setelah Churchill menolak tawaran Partai Congress untuk membantu melawan kaum Nazi. Gandhi mengumumkan berkali-kali bahwa jika Sekutu benar-benar membela demokrasi, mereka harus segera memberikan kemerdekaan kepada India. Pandangan publiknya menentang perang lebih mengancam Inggris daripada perjuangannya bagi kemerdekaan, dan Pemerintah Inggris, yang dipimpin Churchill, sejak saat itu semakin membenci Gandhi.
Pada 8 Agustus 1942, Gandhi menyerukan kampanye pembangkangan sipil yang baru melawan pemerintahan Inggris. Hari berikutnya, Inggris menahan dia dan istrinya. Kerusuhan pecah di seluruh negeri. Di awal 1943, Gandhi menjalani puasa 21 hari guna menentang baik imperialisme Inggris dan kekerasan India. Dia hampir membahayakan nyawanya. Pada 22 Februari 1944, istri tercinta Gandhi yaitu Kasturbai meninggal dalam pelukannya di penjara, setelah sakit yang lama. Mereka telah menikah selama enam puluh-dua tahun. Gandhi menguburkan abunya di dalam tanah di penjara. Beberapa bulan sebelumnya, sekretaris Gandhi, salah satu teman terdekatnya, juga telah meninggal dalam penjara. Musim semi itu, setelah Gandhi terserang malaria dan hampir meninggal, Inggris melepasnya pada 6 Mei 1944. Secara keseluruhan, Gandhi ditahan dua belas kali selama hidupnya dan menghabiskan hampir enam tahun di balik terali besi (2.089 hari di penjara-penjara India dan 249 hari di penjara Afrika Selatan).
Dengan hampir berakhirnya perang dan semakin jelas bahwa Inggris akan menarik diri dari India, politisi-politisi Muslim menuntut agar India dibagi berdasarkan garis agama untuk menciptakan Pakistan Timur dan Pakistan Barat. Kekerasan dan kerusuhan antara umat Hindu dan Muslim merebak di seluruh negeri. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di salah satu pinggiran India yang termiskin, dimana kebanyakan kerusuhan dan pembantaian brutal terjadi, berupaya menyerukan persatuan dan non- kekerasan. Selama hampir enam bulan, Gandhi berjalan melintasi Noakhali, salah satu wilayah terpencil India, yang terdiri dari dua setengah juta orang Muslim yang hidup dan menderita dalam keputusasaan dan kemiskinan. Sekalipun dia secara relatif kurang dikenal di provinsi terpencil ini, dimana tak seorangpun mendengar kabar apapun dari dunia luar, dalam beberapa minggu, daerah itu merayakan kehadiran seorang mahatma yang berjalan telanjang kaki dari kampung ke kampung meneriakkan non-kekerasan dan persatuan religius. Gandhi akan tinggal semalam dengan petani pertama yang menawarkannya tumpangan. Keseluruhannya, dia mengunjungi 49 desa. Dia menginspirasi umat Muslim untuk menerima kembali umat Hindu yang telah meninggalkan daerah itu. Dalam beberapa bulan, seluruh daerah itu melucuti senjata dan menjadi damai. Kemudian, setelah kematiannya, sahabat-sahabat Gandhi menggambarkan bulan-bulan di Noakhali sebagai periode paling mukjizat dalam kehidupan Gandhi. Dia berjalan tanpa senjata sebagai seorang peziarah perdamaian yang masuk ke zona perang yang sedang kacau-balau, seorang rasul non-kekerasan di tanah yang dikuasai kekerasan. Setiap orang terpukau oleh Gandhi. Waktu itu dia berusia tujuh puluh-delapan tahun.
Dengan berakhirnya perang, Amerika menjatuhkan bom-bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, membakar seratus empat puluh ribu orang dalam dua ledakan dahsyat yang cepat. Gandhi mengecam bom atom, dan menyerukan pada kekuatan-kekuatan dunia agar tidak menggunakan senjata itu lagi. Dia adalah suara agamawi yang paling berpengaruh di dunia yang melawan pengembangan senjata nuklir Amerika Serikat. Dia menyerukan pada negaranya sendiri agar tidak pernah menciptakan atau menggunakan senjata seperti itu. Sampai mendekati ajalnya, berulang kali dia berkata bahwa kepemilikan senjata nuklir berisiko menghancurkan planet. Seruannya tentang perlucutan senjata nuklir menjadi pesan spiritual utamanya hingga kematiannya.
Setelah Churchill dikalahkan, pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India dan menerima tuntutan-tuntutan kaum Muslim untuk menciptakan negara Muslim Pakistan dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) yang terpisah. Pada 15 Agustus 1947, kemerdekaan diberikan. Gandhi menghabiskan hari itu dalam kesendirian, berdoa, dan berpuasa bagi persatuan dan non-kekerasan. Tetapi ketika jutaan pengungsi Muslim melarikan diri ke dua Pakistan dan jutaan orang Hindu meninggalkan Pakistan Timur dan Pakistan Barat menuju India, negeri itu dilanda kekerasan. Ratusan ribu orang dibantai hanya adalah beberapa bulan.
Gandhi mencari suatu jalan untuk menghentikan pembunuhan. Dia memutuskan untuk pindah ke dalam rumah seorang Muslim yang miskin di Calcutta, wilayah yang kekerasannya paling buruk, dan menyatakan akan berpuasa sampai mati hingga kekerasan berhenti. Dalam 73 jam, ribuan umat Hindu dan Muslim tidak hanya menghentikan kekerasan, tetapi mulai berpawai dan berdoa bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal, Calcutta terdiam dan setiap orang berdoa bagi perdamaian. Gandhi mengakhiri puasanya. Kekerasan telah berhenti karena tak seorangpun menginginkannya menderita karena apa yang mereka lakukan. Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi. Paling kurang, selama tahun-tahun yang buruk itu, hampir satu juta orang India terbunuh ketika negeri itu terpecah. Gandhi kemudian pindah ke Delhi untuk mencoba menghentikan kerusuhan-kerusuhan di sana. Pada 13 Januari 1948, ia memulai lagi puasa sampai mati. Ini adalah puasa publiknya yang ke sebelas. Parade-parade besar diorganisir dan pertemuan-pertemuan antar para politisi dan pemimpin agama setempat diadakan, dan pada hari ke enam, lima puluh orang Muslim, Hindu dan Sikh yang terkemuka menandatangani perjanjian damai di hadapan Gandhi. Tetapi Gandhi berkata bahwa ini belum cukup, dan dia mulai menangis. Mereka menegaskan bahwa komitmen persatuan Hindu-Muslim adalah sungguh-sungguh. Ketika dia mendengar permohonan mereka, dia memutuskan untuk mengakhiri puasanya. Hari berikutnya, pada 20 Januari, sebuah bom meledak sewaktu dia sedang menyelenggarakan pertemuan doa malam di alam terbuka. Disaat banyak umat Muslim membencinya sebagai seorang pemimpin Hindu, banyak umat Hindu fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Muslim. Pada 29 Januari, dia berkata kepada seorang teman, “Jika seseorang akan mengakhiri hidupku dengan menembakkan sebuah peluru pada tubuhku, dan aku menerima peluru itu tanpa mengerang dan mengakhiri napasku dengan menyebut nama Tuhan, maka dengan itu saja telah kubuat klaimku yang baik.”
Gandhi merasa dia akan dibunuh.  Gandhi merasa bahwa dia telah gagal meyakinkan India bahwa non-kekerasan adalah satu-satunya cara menuju kemerdekaan. Pemisahan negeri, pembantaian, kerusuhan, kebencian yang dalam dan perang dunia telah membuat dia sedih dan depresi. Tapi dia meneruskan pekerjaan umumnya bagi perlucutan senjata, dan berencana mengadakan perjalanan ke Pakistan. Pada 30 Januari 1948, jam 5.10 sore, sewaktu ia berjalan melintasi taman menuju upacara doa malamnya, Gandhi ditembak dan mati. Dia jatuh ke tanah meneriakkan nama Tuhan.
“Aku tidak memiliki sesuatu yang baru untuk diajarkan kepada dunia,” tulis Gandhi tak lama sebelum ia meninggal. “Kebenaran dan non-kekerasan sama tuanya dengan bukit- bukit. Semua yang kulakukan adalah mencoba bereksperimen dengan keduanya pada skala yang sebesar mungkin semampuku. Dengan melakukan hal itu, aku kadang-kadang membuat kesalahan dan belajar dari kesalahanku itu. Kehidupan dan masalahnya telah menjadi eksperimen yang begitu banyak buatku dalam praktek kebenaran dan non- kekerasan.” 
Memorial Gandhi di New Delhi berisi prasasti bertuliskan “He Ram” atau bisa diartikan “Oh God”. Banyak yang percaya bahwa itu adalah kata terakhir yang diucapkan oleh Mahatma gandhi ketika tertembak.

2.6  Ajaran Mahatma Ghandi
Mohandas Karamchand Candhi berpendapat bahwa penbaharuan mausia akan nenimbulkan perubahan keadaan politik. Cita-cita politik harus dicapai dengan pembaharuan manusia yang akan memaksa keadaan (politik) berubah nenurut kehendak manusia itu. Ajaran-ajaran dari Gandhi ialah :
a.       Swadeshi, segala yang ada didunia ini telah ditetapkarn oleh alam. Karena itu nanusia atau Negara wajib tunduk dan nengakui apa yang telah ditetapkan oleh alam itu. Tiap bangsa, tiap negara telah nenerima penetapan alam, tentang kedudukan dan tugasnya masing-masing. Karena itu tidaklah boleh untuk urencampuri persoalan orang lain atau negara lain. Imperialisme adalah pelanggaran akan hal ini, karena itu imperialisme tidak diperkenankan. Tiap bangsa harus berusaha mengembangkan negaranya dengan kekuatan sendiri yang telah diterimanya dari aIam. Karena itu gerakan swadeshi menganjurkan rnenenun dan memakai pakaiannya sendiri dan melarang buatan Negara asing (Inggris). Swadeshi berarti memboikot terhadap segala macam buatan penjajah sekaligus mempertebal nasionalisme.
b.      Satyagraha, manusia harus memegang teguh kebenaran dan menolak apa yang tidak sesuai denngan kebenaran. Jika manusia tahu bahwa barang sesuatu adalah tidak benar, maka ia janganlah mau memgerjakannya atau ikut mengerjakannya. Satyagraha juga disebut non kooperasi, artinya menolak terhadap apa yang dianggapnya tidak benar. Jika pemerintahan Inggris dianggapnya tidak benar, maka orang harus non kooperasj terhadapnya atau dengan perkataan lain harus tidak mau bekerja sama dengan penjaiah.
c.       Ahimsa, menentang dengan kekuatan berarti melayani apa yang ditantang itu. Jika apa yang hendak ditantang itu dianggap sepi saja maka itu akan kehilangan kekuatannya. Maka yang tidak menentang atau tidak melayani akan nenang. Musuh semakin lama semakin bosan dan lelah. Ahimsa berarti tidak berbuat apa-apa, tidak karena takut tetapi karena jiwa yang lebih luhur. Ahimsa berarti nengalahkan lawan dengan tidak nelawan, tetapi dengan kekuatan batin (non violence).
d.      Hartal, hartal berarti berkabung karena ada hejadian yang menyedihkan. Hartal iuga nerupakan tanda protes atau tidak setuju terhadap barang sesuatu yang dipandang tidak baik. Sebagai tanda tidak setuju mereka akan tidak berbuat apa-apa atau mogok.
Terbukti bahwa swadeshi, satyagraha, ahimsa, dan hartal merupakan senjata Bangsa India yang sangat sakti dalam perjuangannya terhadap Inggris untuk mencapai kemerdekaan India. Gandhi adalah pemimpin India yang terbesar. Bagi rakyat jelata india, Gandhi dianggap seorang Nabi, seorang Mahatma atau Imam Mahdi.




PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Awal mula aktivitas Inggris di india adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada tahun 1600. Mohandas Karamchand Gandhi lahir pada tanggal 2 oktober 1869. Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan. Gandhi mengadakan banyak pawai dan gerakan-gerakan anti kelerasan. Gandhi memutuskan hubungannya dengan kerajaan Inggris dan tercapainya kemerdekaan India melalui cara-cara damai tanpa-kekerasan. Pada 15 Agustus 1947 Inggris memberikan kemerdekaan untuk india. Pada 30 Januari 1948, jam 5.10 sore, sewaktu ia berjalan melintasi taman menuju upacara doa malamnya, Gandhi ditembak dan mati. Ajaran-ajaran Mohandas Karamchand Gandhi yaitu; swadeshi, satyagraha, ahimsa, hartal.

3.2  Saran
Penulis memberikan saran kepada pembaca bahwa perjalanan hidup seorang manusia agung bernama Mahatma Gandhi ini diharapkan menginspirasi kehidupan seluruh manusia di bumi ini. Bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan tanpa kekerasaan, dengan mengutamakan perdamaian dan kebenaran dalam menjalankan kehidupan ini. Kita hidup dalam bumi yang sama tentunya harus bisa saling menghargai dan tolong menolong. Jika tidak maka kehidupan ini akan dipenuhi dengan kekacauan karena kita saling menyalahkan orang lain. Tentunya bumi ini akan lebih baik jika kita bisa duduk bersama untuk memecahkan sebuah masalah. Tanpa menggunakan kekerasaan, niscaya semua masalah bisa terpecahkan bersama.



DAFTAR RUJUKAN

Adams, Jad. 2010. Gandhi: Naked Ambition. London: Clays Ltd.
Brown, J. M. 1974. Gandhi's Rise to Power: Indian Politics 1915-1922. New York:
       Alden & Mowbray Ltd.
Gandhi, M. K. 2009. Mahatma Gandhi: Sebuah Autobiografi. Cetakan 1. Terjemahan
       Andi Tenri. Yogyakarta: Narasi.
Kakar, Sudhir. 2005. Gandhi, Cintaku. Cetakan 1. Esthi A. Budihabsari. Bandung:
       Qanita.
Kidrick, Kathryn. 2006. Gandhi: A political And Spiritual Life. London: I.B.Tauris &
       Co. Ltd.
Parekh, Bikhu. 2010. Gandhi. Toronto: Sterling publishing Co., Inc.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Terchek, R. J. 1998. Gandhi: Struggling for Autonomy. Boston Way: Rowman &
       Littlefield, Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar